Negara adalah sebuah organisasi yang besar, dengan keragaman anggota yang menyertainya...
Keragaman anggota membuat berbagai kepentingan berada di dalam sebuah Negara.
di dalam buku refraiming Organization karangan dari Terrence and Bolman, terdapat empat frame utama dalam perjalanan sebuah organisasi, ketika mencoba memasukan Indonesia ke dalam kerangka sederhana dari keempat frame tersebut....
sayangnya aku gagal.
Mr. Ino dengan notabene ke "gila"an nya sempat berkelakar, "SBY memimpin dengan frame symbolik. Hanya Citra yang dia usung."
sayangnya aku kurang dapat mengerti sedalam beliau...
pertama kali aku menjawab dengan lugas....
SBY menggunakan frame yang bukan strukturalisme, bukan symbolic, dan juga bukan polytic...
SBY lebih menekankan pada bagaimana menjaga hubungan yang terjalin antara satu penguasa dengan penguasa yang lain...
lebih jauh aku memahami dengan keterbatasanku,,,
ternyata bukan!!!!
Terlihat lebih condong ke politik, SBY lebih menekankan bagaimana menjaga kekuasaannya...
ketika aku mencoba meresapinya, ternyata masih bukan...
empat frame ini tidak mampu menjelaskan pola kepemimpinan SBY dengan tepat dan presisi.
Eksekutif adalah eksekutor...
pemikir dan pelaku pemerintahan...
nyatanya????
bukan.
diatur oleh beberapa LSM, atau ORMAS yang TIDAK PENTING..
kebijakan dikuasai oleh DPR yang 'mendem'
dan ditemani abdi dalem yang opportunis...
SBY bukan orang yang salah....
aku jadi menyadari posisi beliau,,,
SBY bukan manusia setengah dewa...
hanya manusia biasa yang selalu terdesak oleh lingkungannya....
oleh manusia2 disekelilingnya....
dari pemikiran reflektif ini aku mencoba kembali untuk mengungkap dan menjelaskan pola kepemimpinan Indonesia saat ini yang paling sesuai adalah dengan istilah ku sendiri, yaitu frame SANGKAR KOSONG.
dengan semua fasilitas dan kapabilitas yang Beliau miliki, ia hanyalah sebuah bidak...
memimpin hanya dipermukaan...
coba lihat dan perhatikan sekelilingmu kawan!