Rabu, 16 September 2009
resah hati....
ku coba berjalan di belakangmu...
hanya memandang dan tak lebih.
sejak ku tau kau begitu cinta dia....
ku coba ada saat kau disisihkan...
tak harap ada balas.
tawa dan cerita bersama....
membangkitkan asa dan menuntun ke cahaya...
bersamamu adalah terang hidupku......
Senin, 10 Agustus 2009
jika kamu
Jika kamu memang yang tercantik……
Adakah satu tempat untukq?????
Tempat bersanding……tempat bersandar????
Jika kamu tau isi hatiku……
Jika kamu memang telah tau,,,,,
Dan memang ku pun berharap kau telah tau…..
Maukah engkau jalan bersamaku?
Jika, kau mau menerimaq….
Jika, kau ingin menghindari……
Apa yang harus aku perbuat???
Ini rasa karena……jika,,,,,,,
chorus
Jika….jika….kau telah sadar…..
Apa terlambat ku ucap rasa??
Rasa lama yang kupendam….
Aku ingin bersamamu, aku cinta kamu
reff
Jika memang engkau pun mau,
Ragam rintangan tak akan mengganggu…
Jika memang engkau pun mau,
Ku setia sampai ajal menjemputku……
Selasa, 04 Agustus 2009
“Savoir Pour Prevoir!”, merupakan salah satu gagasan yang dapat memperbaiki keutuhan bangsa kita dan mengembalikan kedigdayaan Negara kita. Mengetahui sejarah ataupun hal-hal yang krusial dan mendasar, untuk dapat melihat serta bertindak menuju masa depan yang gemilang yaitu Indonesia Jaya!
Nusantara pernah Berjaya, menunjukan eksistensinya di mata dunia lewat ragam kerajaan yang ada didalamnya. Relasi yang ada didalamnya mengandung ke-khas-an darah Nusantara, yaitu ramah, empati yang mendalam dan guyup-rukun. Dunia lewat beberapa oknum merasa iri dan bukan tidak mungkin bahwa mereka dengan bodohnya merasa terancam dengan ke-erat-an hubungan di Nusantara. Sebagai tindakan lanjutannya adalah mengirim utusan untuk memecah belah dan jika beruntung harus dapat menguasainya entah dalam waktu dekat ataupun panjang.
Hal ini terbukti dengan kedatangan bangsa asing di tanah Nusantara. Kita coba merujuk di Negara kita saja, Inggris, Belanda, sampai Jepang pun pernah menguasai kita dengan memporak-porandakan pondasi khas kita yaitu empati yang mendalam dan guyup-rukun. Bangsa lain yang tidak tercatat secara terperinci pun (seperti cina, dsb) turut ambil bagian dalam memecah dan menghancurkan pondasi kita dengan kebudayaan dan faham khas mereka yang cenderung opportunis.
Kita beruntung memiliki tokoh besar seperti Ir. Soekarno dan tokoh lainnya yang secara mendalam sadar akan potensi bangsa kita. Berbagai upaya yang dilakukan untuk mengembalikan keutuhan dan kesatuan di bumi Nusantara ini. Salah satu klimaksnya adalah proklamasi kemerdekaan yang dikumandangkan 64 tahun yang lalu. Mengapa dikatakan salah satu klimaks, karena anti klimaks yang ada sangat memprihatinkan, dan kita sebagai anak bangsa Indonesia asli Nusantara perlu dengan sadar menunjukan dan melakukan segala daya dan upaya untuk tetap memperkokoh dan jika Tuhan menghendaki, lubang ataupun pengkroposan pondasi bangsa kita dapat kita tambal dan perbaiki hingga kita mampu berdiri kembali sebagai bangsa yang utuh dan kokoh.
Kita perlu berbangga akan kekayaan Sumber Daya Alam bangsa kita, maupun Sumber Daya Manusia yang ada. Namun perlu dan dirasa penting untuk merasa prihatin akan kenyataan yang didapati saat ini. Banyak SDA, bahkan atlit maupun orang pintar di Bumi Pertiwi ini berlarian menuju Negara lain. Ironis memang, bukan memperkaya bangsa sendiri dan memajukan Bumi Pertiwi yang telah mengandung, tetapi memperkaya diri sendiri, bahkan negeri lain dengan mengeksploitasi Bumi Pertiwi. Ini salah satu antiklimaks dari ragam antiklimaks sejak Proklamasi Kemerdekaan 64 tahun yang lalu.
“Rakyat tidak butuh dan tidak mau tahu kebijakan yang ada di dalam ataupun yang dilakukan pemerintahan, yang mereka butuh hanya bisa hidup tenang dengan terpenuhinya Sandang, Pangan, dan Papan.”, apakah pernyataan ini tepat????
Pernyataan di atas adalah salah satu upaya pengkroposan dan pembodohan bangsa kita sendiri. Bagaimana mungkin kebutuhan rakyat terpenuhi jika pemerintahan “bobrok dan cenderung oppurtunis” terus melenggang dengan leluasa. Kemudian apa yang bisa kita lakukan? Reformasi besar-besaran? Sadarilah kawan, reformasi yang cocok pada era-nya belum tentu relevan pada saat ini. Kemudian apa solusi yang ditawarkan? Hal ini akan menjadi jelas ketika pembahasan ini berakhir.
Ternyata belum cukup apa yang dirasakan saat ini. Upaya penggembosan dan pengkroposan pondasi kita terus merajalela. Apa yang mendasari pernyataan ini dapat kita amati apa yang terjadi saat ini disekeliling kita. Kawan jadilah seorang yang peka terhadap sekitarmu. Hal yang besar tidak akan terselesaikan bila hal kecil saja masih tersendat. Budaya korupsi maupun kolusi telah tertanam betul digenerasi pennerus bangsa ini. Boleh saja berkelit, namun bagi yang jujur pasti dapat menyadarinya. Coba kita tengok pendidikan, bagaimana institusi pendidikan kita sangat mengutamakan hasil. Tak pelak uang sogokan ataupun kecurangan tidak akan pernah bisa diberantas. Satu tertangkap masih akanterus bermunculan yang lain. Kita coba beralih ke bidang yang lain, bagaimana proses pemilihan Lurah ataupun perangkatnya, bahkan panitia peringatan Kemerdekaan NKRI yang ke 64 ini sendiri. Usaha tipu dan mencuri telah menjadi bagian kebudayaan kita. Apakah ini dapat dibanggakan???
Perombakan budaya ini perlu dilakukan, dan segera mengambil kebudayaan yang masih banyak tersimpan di Bumi Pertiwi kita yang relevan dengan kondisi saat ini. Salah satu budayawan Negeri ini pernah berkata,”Budaya Bumi Pertiwi yang saat ini tidak relevan dengan kondisi yang ada, belum tentu esok hari juga tidak relevan!” Menurut pernyataan singkat ini, setidaknya kita diajak menyadari akan pentingnya dan sangat kayanya budaya Bumi Pertiwi.
Isu actual yang saat ini tengah diperbincangkan banyak orang adalah kenaikan gaji pegawai negeri, ributnya pemilihan umum legislatif maupun presiden dan wakilnya, dan yang tidak boleh tertinggal adalah tindakan terror bom.
Saya dengan kapasitas seadanya, merasa sangat prihatin dengan keadaan yang ada. Mencoba mengkritisi hal yang pertama yaitu kenaikan gaji pegawai negeri. Setiap kebijakan memang normal terdapat pihak yang pro dan kontra. Namun coba kita refleksikan keberadaan ini. Apakah dengan kenaikan gaji ini kinerja semakin meningkat? Apakah dengan kebijakan ini dapat mencegah tindak curang ataupun kolusi dan korupsi? Dan yang lebih utama adalah apakah dengan kebijakan ini membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah? Banyak argumentasi berkaitan dengan hal ini. Entah hanya merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri demi keuntungannya sendiri atau hanya untuk menjatuhkan pihak yang lain demi kepentingan pihak tertentu. Mengapa bukan demi kepentingan Bangsa kita???!!!
Hal yang kedua berkaitan dengan pemilihan umum. Sadarkah kita, dengan makin maraknya perbincangan hal ini makin merendahkan penilaian bangsa kita di mata dunia???? Inikah representasi bangsa yang pernah diperjuangkan oleh Beliau yang sering kita kenang ketika upacara bendera?? Jika ingin benar-benar berbenah diri, banyak solusi sebenarnya yang ditawarkan oleh anak bangsa kita. Masalah DPT (daftar pemilih tetap), bukanlah masalah yang cukup serius jika budaya curang, kolusi dan korupsi tidak lagi menjadi bagian budaya bangsa kita. Meskipun masalah DPT teratasi dengan solusi pencatatan ulang seluruh penduduk Negeri ini dengan system komputerisasi yang sangat terperinci dari sidik jari sampai bentuk rambut, pasti akan muncul kembali permasalahan yang lebih polemic saat implementasi pemilihan umum masih menggunakan kebudayaan curang, kolusi dan korupsi!!!!!
Hal yang ketiga adalah tindakan terror bom. “Kemana saja badan intelejen kita????” ini yang sering diungkapkan oleh banyak orang. Namun kawan, kembali perlu kita sadari bersama terror bom tidak akan pernah ada di Bumi Pertiwi kita, jika kita kembali menegakkan budaya Nusantara yang luhur sebagai pondasi kita. Ada PANCASILA, ada UUD-1945, ini hanya representasi kecil dari Budaya Nusantara kita yang luhur jika kita mau peka dan sadar untuk mencari dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari pemakaman, mengapa perlu dibedakan pemakaman bangsa kita sendiri berdasarkan agama?? Bukankah tanah ini tanah seluruh bangsa Indonesia???? Apa arti semboyan Bhineka Tunggal Eka, jika implementasinya seperti itu???!!
Budayawan bangsa kita tak hentinya mengingatkan. “Mimpi besar ataupun kecil, semuanya layak dikejar dengan usaha yang layak. Berlomba dengan diri sendiri, hingga mampu meraihnya pada titik akhir.”, gagasan yang perlu kembali kita ingat adalah MEMBANTU TETANGGA SAMA DENGAN MEMBANTU DIRI SENDIRI, DAN MENJAGA KEUTUHAN KELUARGA SAMA DENGAN MENJAGA KEUTUHAN BANGSA DAN NEGERI KITA! Mari bersama kita majukan Bangsa kita dan kita tunjukan pada dunia bahwa INDONESIA AKAN SELALU JAYA!!!! MERDEKA!!!! SALAM PUTRA-PUTRI BANGSA!!!! MERDEKA!!!!MERDEKA!!!!!!
belajar menulis.....
Globalisasi yang sedang marak- maraknya dibicarakan masyarakat luas kini, telah memberikan dampak nyata terhadap Indonesia. Globalisasi merupakan perubahan secara nyata mengenai hubungan antar manusia. Seperti dipaparkan oleh Dr. B.A. Pareira, O.Carm dalam buku PENDIDIKAN NILAI DI TENGAH ARUS GLOBALISASI, hubungan yang berubah tidak hanya personal, melainkan mencakup hubungan perdagangan, ekonomi, politik, bahkan religius. Sehingga cara- cara berkomunikasi, mentalitas, dan cara beragama pun berubah pula.
Fenomena ini dapat coba kita kaji dengan memfokuskan pada pendekatan pendidikan nilai di Indonesia. Pendidikan pada umumnya sebagai suatu kegiatan dimana terjadinya proses pertukaran atau pertambahan ilmu seseorang atau lebih. Disadari atau tidak pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan suatu negara tertentu. Indonesia yang kaya akan semua sumber daya yang ada ( pertambangan, pertanian, maupun jumlah penduduk), perlu merasa malu akan keterpurukan yang menimpa negeri ini pada era kini.
Indonesia yang sarat potensi sebagai negara maju, yang sebenarnya tidak mungkin dapat disaingi, bahkan ditinggal oleh negara yang dirasa tidak “sekaya” Indonesia, kini telah terjadi. Malaysia, Singapura dan banyak negara berkembang lainnya, kini berkembang jauh melesat meninggalkan Indonesia. Yang terlihat dari Indonesia hanya beberapa kemunduran yang terus saja menghantui, seperti ; keluarnya Indonesia dari Organisasi negara produksi minyak dunia, meningkatnya jumlah penduduk miskin, rendahnya nilai tukar rupiah, dsb.
Merujuk ulasan diatas, dapat kita tarik benang kausalitas utama adalah pada pendidikan yang berlangsung di Indonesia, khususnya pendidikan nilai. Jika pendidikan berkembang sebagaimana yang diharapkan, fenomena- fenomena di atas tidak akan pernah muncul ke permukaan. Selalu akan ada upaya preventif maupun solusi yang kreatif dan inovatif. Sehingga sumber daya alam yang terkandung dalam bumi ibu pertiwi, benar- benar dapat dikelola secara optimal oleh SDM yang berkualitas.
Ditilik dari perkembangan pendidikan Indonesia sejak masa kolonial belanda hingga era modern kini, kualitas sumber daya bangsa kita sering tidak konsisten, meskipun fasilitas terus bertambah lengkap dan canggih. Fenomena ini telah kita alami, namun apakah telah kita sadari? Apa yang dapat kita lakukan dalam membenahi hal tersebut? Pertanyaan- pertanyaan ini akan kita jawab secara singkat mengenai ulasan berikut ini.
Pada masa kolonial belanda, pendidikan merupakan suatu hal yang eksklusif. Hal ini dapat kita amati langsung, karena pada era itu yang dapat bersekolah adalah mereka yang berasal dari kaum berada, ningrat, atau yang mempunyai kekuasaan tertentu. Sehingga mereka yang sebenarnya cerdas dan kreatif, namun karena lingkungan yang tidak mendukung, membuat berlian yang indah menjadi tidak tampak, karena tertumpuk dekil kotoran dan menjadi tidak berarti.
Setelah lepas dari penjajah, negeri kita terus berbenah di segala sektor kenegaraan, termasuk juga pendidikan. Sehingga mulai dibentuk dan diteruskanlah sekolah- sekolah guna mencerdaskan bangsa. Salah satu sekolah yang ada pada era itu adalah SR ( sekolah rakyat ). Walaupun fasilitas pada era itu sangatlah terbatas, namun kualitas yang dihasilkan sangatlah baik. hal ini disebabkan adanya niat yang kuat untuk memperbaiki nasib, dan kemauan yang kuat dalam menimba ilmu. Buktinya walaupun era itu buku terbatas ( bahkan belum menggunakan buku, tetapi menggunakan sabak ), sepatu dan seragam hanya beberapa siswa yang mengenakan, serta gizi masih belum diperhatikan dengan benar, namun hasilnya pada pertengahan tahun 1970-an, Indonesia menjadi salah satu negara yang diperhitungkan oleh negara lain dalam berbagai sektor.
Patut disesalkan perkembangan Indonesia tidak berjalan sesuai dengan yang diimpikan. Hal ini disebabkan berbagai momok, seperti; rasa cepat puas, keserakahan, budaya praktis, kemanjaan, mementingkan golongan dan diri sendiri, serta lebih mengutamakan hasil daripada menghargai sebuah proses yang berlangsung, telah menghantui dan menjadi suatu penyakit yang menghambat perkembangan Indonesia. Lihat saja pada era itu marak warga negara lain, seperti malaysia, singapura berbondong- bondong mencari ilmu di Bumi Pertiwi. Banyak guru maupun pekerja Indonesia yang diminta membantu negara lain, dan masih banyak dari sektor lainnya. Bandingkan dengan kondisi sekarang!!!!!!???
Kita yang lahir lewat masa kemerdekaan perlu sadar diri dan merasa malu, karena kita tidak dapat memberikan sumbangsih nyata kepada negara tercinta kita. Dengan berbagai perkembangan teknologi dan sarana komunikasi, mengapa malah membuat kita semakin manja, perkembangan terhambat, rasa nasionalis terdegradasi dan cenderung mendewakan materi??????
Terungkap banyak kasus pemalsuan ijazah sekolah para pegawai negeri maupun TNI serta POLRI, KKN, banyaknya pegawai negeri yang tidak menghargai upacara bendera ( seperti berjongkok, sampai menggunakan attribut tidak layak pakai dalam upacara bendera seperti helm,dsb ), dan pindahnya kewarganegaraan, serta banyak hal lainnya.
Hal ini tidak akan pernah teratasi jika struktur yang ada tidak benar- benar dibenahi di berbagai sektor. Dalam hal ini, kajian yang kita fokuskan lebih pada membenahi sektor pendidikan kita. Kita perlu belajar dari negara maju yang benar- benar mempedulikan dan memberi perhatian utama terhadap pendidikan. Seperti Australia, Amerika serikat, dll. Mereka cenderung menekankan kreativitas dan keberanian, bukannya menekankan pemahaman konsep seperti yang kita lakukan. Lagi- lagi perlu kita sesalkan karena ternyata sistem pendidikan kita tanpa kita sadari sebenarnya hanya mengajarkan meniru konsep yang telah ada. Sebaliknya di negara maju, bukan meniru konsep melainkan membuat dan menemukan konsep baru lebih diutamakan. Padahal jika kita lihat kembali potensi anak bangsa kita, sebenarnya tidak kalah jika dibandingkan dengan negara maju. Dari pendidikan SD saja terlihat jelas, anak bangsa kita telah menguasai berbagai konsep yang sebenarnya belum saatnya dikuasai. Sebaliknya di negara maju, sistem pendidikan SD mereka lebih bagaimana pembentukan pribadi yang berani, dan mampu berpikir imajiner. Perbedaan mencolok nampak pada kualitas segi pengajar, maupun bahan yang diajarkan. Pengajar SD mereka merupakan seorang proffesor ahli, dan tugas wajib bagi siswa adalah membaca novel dan menceritakan ulang. Sedangkan anak bangsa kita, hanya diajar oleh sarjana, ironisnya bahkan sarjana yang belum tentu lulus dengan murni, dalam arti tanpa kecurangan dalam proses pendidikan mereka. Serta cenderung menanamkan konsep yang pengajar kuasai walaupun konsep yang dikuasai sangatlah dangkal.
Dari uraian singkat di atas dapat kita simpulkan, KKN tercipta karena disuburkan oleh relasi-relasi yang mengutamakan ikatan batiniah emosional. Dan orang cenderung menilai sesuatu bukan lagi berdasarkan apa yang dibicarakan, melainkan lebih condong ke siapa yang berbicara. Meskipun perbuatannya buruk, tetapi bukan perbuatan ‘buruk’nya dikritik, melainkan memperhatikan siapa yang melakukan. Maka dalam usaha membenahi kondisi negara kita, hal utama yang menjadi perhatian adalah bagaimana upaya kita dalam membentuk pribadi yang inovatif, berani dan tahan uji yang terangkum dalam pendidikan nilai dengan melibatkan pendidikan moral untuk melihat baik-buruk dan pendidikan kecerdasan ilmiah untuk menempa kemampuan objektivif-rasional. Serta upaya mengkondisikan lingkungan yang kondusif dari segi pengajar, maupun fasilitas lainnya. Hal ini tidak akan pernah terwujud jika rasa cepat puas, keserakahan, budaya praktis, kemanjaan, mementingkan golongan dan diri sendiri, serta lebih mengutamakan hasil daripada menghargai sebuah proses yang berlangsung tetap menjadi perilaku yang membudaya. Perubahan akan terjadi jika adanya kesadaran dan upaya untuk merubah diri sendiri terlebih dahulu, sehingga memiliki kemampuan objektivif-rasional.
Minggu, 02 Agustus 2009
filosofi dokter gigi
pasti para pembaca juga telah mengikuti perkembangan jembatan yang paling populer di Indonesia.....mana lagi jika bukan jembatan SURAMADU.
Sempat menjadi bahan kelakar bagi banyak orang mengenai fenomena yang terkait dengan keberadaan jembatan tersebut....mulai dari rebutan pencetus ide, sampai pencurian besi jembatan itu sendiri....
disini kita coba fokus pada 1 fenomena yang akan melebar berkaitan dengan pembahasannya....
pembaca juga pasti mengetahui dokter gigi kan???? ya,,,dokter gigi sering kali ditakuti oleh anak-anak namun sangat dibutuhkan keberadaannya.....
ketika berbicara dengan kawan-kawan,,,cukup tergelitik ketika pencuri besi jembatan SURAMADU disamakan dengan dokter gigi....
kok bisa???
padahal dokter gigi begitu mulia....sedangkan pencuri besi itu??? sangat- sangat breng***.....bagaimana tidak, demi keuntungan pribadinya ia rela memperlambat laju pembangunan negerinya sendiri....disadari atau tidak, dengan keberadaan jembatan fenmenal ini pasti akan mempunyai dampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian negara kita. ketika mulai terdapat peluang, pencuri itu membuat para penanam modal ketakutan dan pastinya akan memperlambat laju pertumbuhan itu sendiri....
setelah mendengar pernyataan kawanku,,,,,aku rasa cukup layak untuk aku ceritakan kepada para pembaca semuanya.....
cara kerja pencuri besi itu beroperasi layaknya dokter gigi....
mulai dari mengetahui letak penyangga besi sampai proses pencopotan besi itu...
bisa juga disamakan mulai dari pemasangan kawat gigi atau pencabutan gigi....
ketika gigi bermasalah sama dengan perekonomian bangsa kita,,,,,maka diambilah solusi yang tepat dari ragam solusi yang ada.....
ketika itu solusi yang diambil adalah membangun jembatan SURAMADU (pemasangan kawat gigi).....ketika proses pencanangan sampai dipasang rangka besi, kalo di dokter gigi itu kawat giginya......hingga menunggu waktu yang tepat untuk pelapasan kawat gigi tersebut setelah adanya hasil yaitu gigi kurang lebih sesuai dengan yang ditargetkan....
sama halnya dengan jembatan....ketika kelar diresmikan sesuai dengan jadwal yang ditargetkan.....maka mereka merasa mempunyai kewajiban untuk mencopot besi itu.....
yang lebih sangat disayangkan lagi,,,,jika pelaku berkata," aku turut membayar pajak....pajak untuk siapa??untuk aku juga kan????sama juga dengan jembatan,,,,jembatan dari uang siapa???dari uang aku juga kan????kok aku disalahkan dengan mengambil besi ku sendiri????? atau jangan2 mereka yang mempermasalahkan ini adalah kaum-kaum yang iri karena tidak punya ide kerja sambilan atau keahlian seperti ku??????"
ini baru gak jelas.....wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkkwkw
Rabu, 10 Juni 2009
pemilu
bayangkan saja,,,,gejolak bangsa kita mulai dari yang sederhana sampai yang sangat komplex dirasa hanya menjadi sajian pencuci mulut saja kalah bobot daripada pemilu!!!!!!!
sadarkah kita semua, bangsa kita mulai dianggap remeh, dan sudah tidak ada lagi kedaulatan dan kemerdekaan yang dahulu telah diperjuangkan para pahlawan negeri tercinta ini.
mulai dari penyiksaan tki, kasus ambalat, sampai2 banyak produk kita yang di eksploitasi besar2an dan terang2an pula dihadapan para pembesar negeri kita saat ini!!!!!
masihkah dibutuhkan pemimpin bagi negeri ini???
masih!!!!!!!!!!!
namun perlu diperjelas,,,,pemimpin yang dibutuhkan negeri ini adalah pemimpin yang bisa setidaknya menjaga kedaulatan dan nama besar bangsa kita yang saat ini telah kehilangan martabat di mata dunia!!!!!!!!!!
jadi pilihlah apa yang menurut kamu semua paling sesuai dengan kriteria pemimpin yang dibutuhkan bangsa ini!!!!!!
akhir kata,,,selamat memilih.....
waktunya membaca
Kembalikan pemimpin agama ke barak-nya. Kalimat ini memang harus dipahami dan semakin didengungkan oleh banyak orang.
Setelah lengsernya ORBA, maka berakhirlah pula rezim yang dikuasai sepenuhnya oleh militerisme. Banyak kebijakan yang menarik pada era reformasi, salah satunya adalah pemisahan antara TNI dan polisi, kebebasan untuk bersuara dan sebagainya. Namun yang berkaitan pada judul di atas adalah kebijakan untuk memisahkan TNI dan polisi. Pemerintah, rakyat, dan TNI diminta untuk mempercayai fungsi polisi, yang bertugas untuk mengamankan dan menjaga kawasan dalam Indonesia. Dengan pemisahan tersebut, maka TNI kembali di tempatkan di daerah tugas yang semestinya. Bukan untuk berkarya dalam politik ataupun penumpukan tugas dengan polisi, melainkan bertugas untuk mengamankan dan menjaga kawasan Indonesia ke luar.
Selayaknya pemisahan TNI dan polisi, akan lebih menguntungkan bagi Indonesia untuk melakukan pemisahan antara agama dengan politik, yang dewasa ini telah berjabat tangan dengan erat. Pemimpin agama mulai berani mendesak pemerintahan, bukan suara rakyat yang disampaikan. Melainkan sebagai sosok ke-aku-an yang telah dilabelkan masyarakat sebagai pemuka ataupun pemimpin agama dengan kepentingan beberapa oknum dan yang pastinya akan merugikan beberapa pihak yang lain. Indonesia yang sangat kaya akan berbagai sumber daya, khususnya dengan kondisi yang multicultural seharusnya dapat memisahkan bagaimana bernegara yang baik dan beragama yang baik pula. Kenapa tidak saya tulis bernegara dan beragama yang baik? Karena dua hal tersebut adalah tugas yang sangatlah berbeda dan tidak dapat disatukan, namun dapat dilaksanakan dengan baik jika dibedakan.
Fenomena yang kerap kita jumpai saat ini adalah agama bukan sebagai alat untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, melainkan cenderung sebagai alat untuk pemenuhan kebutuhan tertentu, yang jauh dari visi utama berdirinya agama tersebut. Dan yang paling memprihatinkan, pemuka dan pemimpin agama yang ada, bukannya melakukan larangan, sebaliknya peranannya cukup dominan dalam kasus ini. Seperti mengijinkan para caleg mempromosikan dirinya dengan identifikasi sebagai anggota agama tertentu, bukannya mempromosikan diri sebagai warga Negara yang peduli terhadap bangsanya.
Pemimpin agama yang telah turut campur dalam berbagai hal yang berkaitan dengan Negara, menjadi tidak focus terhadap kewajiban utamanya. Maka disadari ataupun tanpa disadari tindakan dan tujuannya telah melenceng dari visi utama. Seperti pada era ORBA, TNI yang pada visi utamanya adalah menjadi pelindung rakyat, malahan menjadi sesosok momok yang sangat menakutkan, dan lebih condong pada bagaimana menguasai, mengeksploitasi banyak hal demi kepentingan oknum yang terkait.
Apakah setelah reformasi ini rakyat Indonesia akan mengalami kembali kondisi yang terjadi pada era ORBA dengan tokoh yang berbeda???? Kawan, jika tidak ingin ini terjadi, maka mari kita sebarkan dan terus dengungkan “Kembalikan pemimpin agama pada tempat-nya!”.
Minggu, 01 Maret 2009
filosofi rambutq....
Hidup ini begitu menarik dan sangat menantang bagi beberapa orang yang tidak terjebak dalam kerangka pikir kaum ( kalau boleh saya katakan kaum) udik. Udik dalam definisi kaum yang mereduksi semua hal menjadi sangat sederhana, yaitu menjadi benar atau salah. Padahal, hidup tidak dapat dipandang secara sepihak saja, menjadi sebuah nilai benar atau salah. Karena hal yang lebih tinggi menjadi tidak berharga jika direduksi menjadi sebuah nilai baik atau salah. Kebenaran merupakan suatu misteri yang seharusnya ditanggungkan oleh setiap orang. Upaya untuk menyatakan kebenaran personal akan bergeser menjadi upaya pewujudan kekuasaan, akan sangat berbeda jika tiap orang lebih mengutamakan kebaikan yang berasal dari nurani pada tiap hari yang dilalui. Niscaya dengan hal ini akan membuat diri peka terhadap semua pesan yang dikirimkan oleh sang Khalik melalui berbagai media yang ada. Upaya nyata yang dapat saya lakukan untuk mengajak orang lain mengupayakan hal ini adalah berkaitan dengan diri saya terlebih dahulu, dan tindakan yang saya ambil adalah memotong rambut saya, dengan pertimbangan setiap orang condong untuk memandang orang lain dari tampilan dan wajah, dan letak rambut tidak jauh dari wajah. Selain itu saya berpendapat bahwa tiap orang pasti mempunyai pemikiran tertentu jika dikenai stimulus tertentu. Maka saya putuskan untuk memotong rambut saya, dimana tiap sisi kepala saya, dibuat skin berupa tanda silang sebelah kiri ( sebagai perlambang orang yang menilai salah ) dan contreng sebelah kanan ( sebagai perlambang orang yang menilai benar ), sedangkan dibagian belakang diberi tanda contreng dan silang bersamaan ( perlambang hidup itu sendiri, yang mempunyai arti lebih dari sekedar nilai salah atau benar ). Kelak ketika rambut telah bertumbuh, tanda itu akan hilang sendiri menjadi sebuah kesatuan rambut, sebagaimana nilai baik dan salah itu sendiri, tidak lagi dipandang sebagai hal utama yang harus dikejar dan dinyatakan melainkan lebih pada penghargaan yang holistic terhadap hidup itu sendiri. Hal ini tidak akan tampak lagi jika dimulai dari beberapa orang yang dengan sadar, tidak lagi memandang semua hal di dunia ini sebatas benar dan salah. Melainkan lebih mengutamakan kebaikan yang terjadi pada hari ini. Niscaya dunia secara khusus
Hal ini dapat terdegradasi jika tiap orang dengan sadar berperilaku kritis dan lebih mengutamakan kebaikan yang terjadi pada hari ini, bukannya mengungkapkan kebenaran!!!!!!!
Senin, 19 Januari 2009
cinta dan persahabatan
ia sangat baik, perhatian terhadap teman dan mw berkorban demi teman.........
sampai suatu saat ia merasa temannya secara perlahan meninggalkannya karena sibuk dengan pasangannya masing2.......
ia mulai merasa kesepian, hingga akhirnya menyadari bahwasanya salah seorang temannya yang dekat dengan dia adalah seorang yang sangat istimewa di hatinya....sebut saja namanya rani.....
jika ditilik dari semua kegiatan yang dilalui bersama dapat aku katakan rani menaruh harapan besar terhadap ikbal........
sayangnya ikbal merasakan ketakutan yang sangat tak beralasan............
takut jika ditolak, takut jika jadian hubungan pertemannannya akan kacau, dan lebih parah takut jika kemudian hari putus, ia akan kehilangan seorang teman yang sangat berharga untuknya..........
hingga akhirnya si rani mulai merasa di gantungkan pada posisi yang tidak menyenangkan..........
mulailah ia beranjak pergi.........
selang waktu, dengan keseharian yang mewajibkan mereka untuk bertatap muka mulailah terjalin relasi kembali. sampai puncaknya mereka berekreasi bersama teman- teman yang lain pergi ke kota batu.
sekembalinya mereka, ikbal mulai kembali merasakan apa yang dirasakan dahulu.....
dan saat ini dia telah mengambil keputusan serius untuk menjauhi rani.
ketika bertatap muka ikbal tidak lagi menyapa seperti layaknya hari- hari normal. hingga rani menyadari ikbal telah berubah dan ia harus dapat memahami apa yang telah terjadi.
hari ini tepatnya tanggal 27 februari, ikbal baru mengetahui telah terjadi sesuatu terhadap keluarga rani. karena rani sebagai sesosok yang rapuh (menurut ikbal) telah ditinggal keluarga besarnya untuk bermigrasi ke jombang. perasaan ikbal menjadi tak tentu.......ia merasa telah melakukan sebuah kesalahan yang tak tertanggungkan lagi. ketika raani sangat membutuhkan sosok yang dapat menjaga dan menemani pasca keluarganya bermigrasi, ikbal tidak pada tempat yang semestinya....................
setelah melalui perenungan yang cukup lama, entah dua atau tiga hari.....akhirnya ia memutuskan untuk memulai kembali hubungan dengan rani, namun dengan motivasi yang sangat berbeda yaitu menjadi orang yang ada ketika rani akan membutuhkan seseorang. dimulailah ia sms rani,,
"besok aq jemput, kamu tunggu aq dimana???"
"emang ada apa?"
"udah, gak usah cerewet!!!!!km harus aq jemput!kamu tunggu aq dimana?"
"di depan toko sepatu."
"cu"
akhirnya mulailah ia berada kembali disisi rani.....
selang waktu,,berselang juga perasaan yang ada.....
di dekat rumah,,ada seorang gadis remaja yang berinisial mila(bukan nama sebenarnya),,ketika itu iqbal mengetahui si gadis menunjukan isyarat cinta...
setelah iqbal berdiskusi dengan trikwekkwek,,,ia akhirnya memutuskan mengucapkan selamat tinggal kepada masa lalu (ranny),,,dan memilih menggapai sesuatu yang seharusnya dapat dimiliki....
bak gayung bersambut, mila pun demikian adanya,,,,sampai akhirnya terjalinlah cinta pada keduanya....
kini yang ada hanya kemesraan,, dan romantika remaja....
Sabtu, 10 Januari 2009
benq
Jangan percaya sama semua produk Ben Q.
saya sebagai pelanggan sangat dikecewakan....
ketika saya beli pertama kali cukup menggembirakan, dengan harga terjangkau fasilitas yang di dapat cukup banyak. sayangnya tidak diimbangi dengan pelayanan yang memadai. garansi yang saya dapat ketika beli yaitu 1 tahun. setelah pemakaian selama 5 bulan ternyata LCD nya rusak.kemudian saya serviskan. pembaca tw, sampai tulisan ini saya pampangkan ini telah jalan bulan ke 4 sejak saya serviskan hp saya. apakah beli produk Ben Q sama dengan sewa hp?????????
So jangan tertipu...biarkan saya saja yang mengalaminya....
hati hati kawan.
Kamis, 08 Januari 2009
parahnya negara kita
Mengapa sampai sekarang semburan lumpur tak dapat ditutup?
menurut analisis saya berdasarkan berbagai sumber yang telah saya dapatkan secara tertutup, dapat saya jabarkan bahwasanya negara ini sekarang sedang mengalami kemrosotan moral yang tak terperi.
Ketika semburan akan berhasil ditutup oleh bola beton yang dijatuhkan dipusat semburan, dana untuk itu sengaja diperlambat. Malahan secara disengaja mengkambinghitamkan si Tokoh tidak mampu menanggulangi semburan. Seperti kata ahli dari Australia, penyebab terjadinya semburan murni bukan karena faktor alam, melainkan sebuah produk manusia. Bagaimana bisa?????
Disini saya coba jelaskan sedikit. Asal pembaca tahu, Surabaya kota yang diumpamakan sebagai raksasa yang tertidur pulas selama beberapa puluh tahun ini ternyata merupakan aset yang sangat berharga. Dibawah lapisan tanahnya terkandung sumber minyak dunia yang tidak kalah dengan kalimantan, bahkan bisa jadi melebihi sumber minyak yang ada di Kalimantan ataupun sumber tambang yang lain di Indonesia. Jika benar demikian, mengapa tidak dieksploitasi saja???? Surabaya tidak dieksploitasi dikarenakan saat ini Surabaya sebagai raksasa yang tertidur cukup pulas mulai terbangun, dalam artian mulai diadakan pembangunan di sana- sini. Sebagai kota niaga Surabaya akan lebih menguntungkan beberapa oknum daripada sebagai kota pertambangan. Maka sebagai kompensasinya 'mereka' mengorbankan Sidoarjo, dengan mengkambing hitamkan bencana Lumpur Lapindo.
hahahahaahahhah, jika Tuhan memang ada, ternyata Dia berguna juga, harga minyak yang sempat melambung tinggi tak terkira, menjadi sangat murah. Bahkan tercatat sebagai harga minyak termurah dalam kurun waktu 70 tahun ini. Imbasnya si Bakri kolaps.....Asetnya kelimpungan semuua.......karma ini karma, begitu kata para penganut ajaran budha.hehehehe
Maka dengan tulisan yang singkat ini aku mencoba menggerakkan para kaum intelektual, jangan mau diajak membodohi bangsa ini. Jangan sampai kita yang cukup banyak tahu, menjadi bisu hanya karena ancaman ataupun sogokan uang. terus tentang dengan perbagai usaha yang bisa kalina lakukan!!!!!
selamat mencoba!!!
Mengenai Saya
- J0_@nes
- Surabaya, JATIM, Indonesia
- Aq cuma mw belajar n belajar.... klo da yg menurut temen2 da yg kurang,,,tolong beri tw ya!!!!!